Di
tengah maraknya aplikasi transportasi, My Blue Bird menjadi salah satu
primadona saya untuk menjelajahi kota Jakarta. Kenapa tidak? Aplikasi blue bird ini sangat mudah digunakan
bagi orang perantauan seperti saya. Pertama kali datang ke Jakarta saya
diceritakan teman saya untuk mencoba aplikasi ini, dan hasilnya cukup
memuaskan. Dengan modal smartphone, saya sudah bisa mengetahui dimana taksi
saya berada.
Cerita
itu berawal ketika saya terbang menuju Jakarta. Sekitar pukul 9 pagi, saya
bertolak dari bandara Sepinggan menuju langsung ke Jakarta. Sebelumnya saya
menelepon teman saya untuk bersiap menjemput saya ketika sudah sampai di
ibukota. Namun, kebetulan teman saya itu tidak bisa menjemput di bandara, malah
saya disuruh download aplikasi My Blue Bird. Berat hati, mau gak mau akhirnya
saya download Aplikasi
blue bird itu
dari smartphone saya, bermodalkan koneksi internet. Tidak sampai 10 detik
aplikasi sudah terinstal.
Pertama
saya disuguhkan beberapa tutorial yang cukup mudah dimengerti dengan orang awam
seperti saya, lantas akhirnya saya memesan sebuah taksi di bandara. Hanya butuh
5 menit semua beres, bahkan ada peta yang memperlihatkan taksi saya nanti yang
akan mengantar. Tidak berhenti disitu, saya dapat melihat kisaran harga yang
nantinya harus saya bayarkan. Kini saya sudah tenang jika sudah sampai di
Jakarta, tak perlu takut lagi jika teman saya tak dapat menjemput.
Setelah4
jam berada di udara, kini saya sampai di Jakarta. Di depan pintu keluar bandara
sudah banyak orang yang menawarkan jasa transportasi, tapi jujur saja saya
tidak percaya dengan mobil mini bus yang dijadikan kendaraan umum itu. Terlebih
di kota metropolitan ini. Namun, ada satu mobil yang sering saya lihat di TV,
mobil biru berlogo burung yang sampai sekarang saya tidak tahu burung apa,
berjejer rapi di tengah mobil lainnya. Saya pun kesana tanya sopirnya, ternyata
benar itu taksi pesanan saya. Kini saya bisa pergi kemana saja dengan modal Aplikasi blue bird, My Blue Bird ini.